Hukum Mewarnai Rambut dan Kaitannya dengan Mandi Junub

Deskripsi Masalah

Dul Joni Seorang pemuda gaul, dia bisa bergaul dengan siapa saja termasuk dengan para ustadz dan sering menjadi MC di event-event umum atau pengajian. Ketika akan mengisi event umum, dia terkadang menyemir rambutnya dengan warna selain hitam. Tapi ketika mengisi acara keagamaan dia menyemir rambutnya dengan warna hitam agar terlihat sopan.

Hukum mewarnai rambut

Pertanyaan :

  1. Bagaimanakah hukum menyemir rambut dengan warna karena ingin menyesuaikan lingkungan ?
  2. Apakah semir rambut termasuk hal yang mencegah sampainya air ke rambut? sehingga bisa menyebabkan mandi junubnya tidak sah?

Jawaban  :

  1. Menyemir rambut dengan warna merah dan kuning hukumnya boleh apabila niatnya baik yaitu untuk memperlihatkan keberanian dalam peperangan atau istri dapat perintah dari suami agar menumbuhkan rasa cinta.

Apabila niatnya bukan karena hal tersebut, maka hukumnya haram karena menyerupai dengan kebiasaan orang kafir.

Sedangkan menyemir rambut dengan warna hitam hukumnya haram.

Sebagaimana sabda Rosululloh SAW.

غيروه هذا بشيئ واجتنبوا السواد  ( رواه مسلم)

 

مذا هب الاربعة الجز ء الثاني صح 47- 46-

حكم صبا غة الشعر تفصيل المذا هب

الشافعية–قالوا : يكرة صبا غة اللحية والشعربالسواد إلاالخضاب بالصفرة والحمرة فإنه جائز إذا كان لغرض شر عي كالظهورالشجاع أمام الأعداءفي الغزوونحوه.فإذاكان لغرض فاسدكالتشبه بأهل الدين فهو مذموم, وكذلك يكره صبغها بالبياض كي يظهربمظهرالشيب ليتوصل بذلك إلى الأغراض المذمومة كتوقيره والإحتفاءبه وقبول شهادته وغير

ذلك وكما يكره تبييض اللحية بالصبغ فإنه يكره نتف شيبها

  1. Kalau semirnya sudah tidak ada bendanya / tinggal warna saja maka wudlu’ sah.

المجموع الجزء 1 صحـ : 387 مكتبة المطبعة المنيرية

( السَّابِعَةُ ) إذَا كَانَ عَلَى بَعْضِ أَعْضَائِهِ شَمْعٌ أَوْ عَجِينٌ أَوْ حِنَّاءٌ وَأَشْبَاهُ ذَلِكَ فَمَنَعَ وُصُولَ الْمَاءِ إلَى شَيْءٍ مِنْ الْعُضْوِ لَمْ تَصِحَّ طَهَارَتُهُ سَوَاءٌ أَكَثُرَ ذَلِكَ أَمْ قَلَّ وَلَوْ بَقِيَ عَلَى الْيَدِ وَغَيْرِهَا أَثَرُ الْحِنَّاءِ وَلَوْنُهُ دُونَ عَيْنِهِ أَوْ أَثَرُ دُهْنٍ مَائِعٍ بِحَيْثُ يَمَسُّ الْمَاءُ بَشَرَةَ الْعُضْوِ وَيَجْرِي عَلَيْهَا لَكِنْ لَا يَثْبُتُ صَحَّتْ طَهَارَتُهُ اهـ

– I’anah ath Thalibin, Jilid 1 Hal. 35 :

ﻗﻮﻟﻪ: ﺣﺎﺋﻞ ( ﺃﻱ ﺟﺮﻡ ﻛﺜﻴﻒ ﻳﻤﻨﻊ ﻭﺻﻮﻝ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﻠﺒﺸﺮﺓ) ﻗﻮﻟﻪ: ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﺍﻟﻤﻐﺴﻮﻝ ( ﻣﺜﻠﻪ ﺍﻟﻤﻤﺴﻮﺡ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ) ﻗﻮﻟﻪ: ﻛﻨﻮﺭﺓ ﺇﻟﺦ (ﺗﻤﺜﻴﻞ ﻟﻠﺤﺎﺋﻞ) ﻗﻮﻟﻪ: ﺑﺨﻼﻑ ﺩﻫﻦ ﺟﺎﺭ (ﺃﻱ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻀﻮ ﺩﻫﻦ ﺟﺎﺭ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻌﺪ ﺣﺎﺋﻼ ﻓﻴﺼﺢ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻣﻌﻪ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻀﻮ ﻻﻥ ﺛﺒﻮﺕ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﻴﺲ ﺑﺸﺮﻁ) ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺃﺛﺮ ﺣﺒﺮ ﻭﺣﻨﺎﺀ ( ﺃﻱ ﻭﺑﺨﻼﻑ ﺃﺛﺮ ﺣﺒﺮ ﻭﺣﻨﺎﺀ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻀﺮ. ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﺎﻻﺛﺮ ﻣﺠﺮﺩ ﺍﻟﻠﻮﻥ ﺑﺤﻴﺚ ﻻﻳﺘﺤﺼﻞ ﺑﺎﻟﺤﺖ ﻣﺜﻼ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ

Written By

More From Author

GP Ansor Subang Hadiri Upacara HAB Ke-79 Kementerian Agama

Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Subang turut berpartisipasi dalam upacara peringatan Hari…

Gandeng KUA dan MUI, MWCNU Kecamatan Binong Gelar Bimtek Hisab Rukyat

MWCNU Kecamatan Binong bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dan MUI setempat menggelar Bimbingan Teknis…

Depresi dan Kesehatan Mental dalam Pandangan Islam

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia pasti pernah mengalami kekecewaan terhadap kenyataan dalam hidupnya. Depresi merupakan…

You May Also Like

Sejauh Mana Batasan Tafsir birra’yi itu?

Deskripsi masalah Sudah lazim dikalangan pelajar islam tentang persepsi hadits Nabi “masuk neraka bagi mereka…

Hukum Meminjamkan Uang dengan Cara Jual Beli Emas

Deskripsi Masalah Mulanya Poltak seorang renternir kelas Bank Emok ( kampung ), setelah mendapat nasihat …

Hukum Menikah yang Syaratnya Tidak Boleh Hubungan Badan

Deskripsi masalah Alex menikahi seorang mahasiswi semester lima di salah satu perguruan tinggi. Karena orang…