Kalijati, NUSubang.or.id
Dunia Islam, terutama beberapa negara yang ada di wilayah Arab seolah kehilangan arah karena dilanda konflik saudara yang berkepanjangan dan tak kunjung reda, sementara di belahan dunia Islam lain terlihat masih kondusif walaupun ada konflik horizontal namun hal itu masih diatasi dengan baik, misalnya adalah Indonesia.
Ketua LDNU Kabupaten Subang, Kiai Jampang Muda menyebut bahwa salah satu kunci kesuksesan bangsa Indonesia dalam mengelola perdamaian dalam negeri adalah karena di Indonesia terdapat organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bisa menjadi benteng perdamaian di masyarakat, ormas tersebut diantaranya adalah Nahdlatul Ulama.
“Dawuh Muassis NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy`ari yang menyatakan bahwa Hubbul wathan minal iman, cinta tanah air sebagian dari iman menjadi pegangan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” Tegasnya di hadapan ratusan hadirin yang memadati kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar di Dusun Kareo, Desa Caracas, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa barat. Kamis (29/11)
Ditambahkan, dengan adanya rasa cinta kepada tanah air dan tumpah darah Indonesia akan membuat egositas atau kepentingan pribadi maupun kelompok dikesampingkan karena demi perdamaian dan kemasalahatan Indonesia. Cinta tanah air inilah yang belum sepenuhnya dimiliki oleh saudara-saudara kita di negara lain.
“Disana memang ada nasionalisme, tapi nasionalismenya itu masih nasionalisme sekular yang tidak dibalut dengan nilai-nilai keislaman,”Katanya
Selain itu, kata dia, tradisi yang ada di kalangan warga nahdliyin bisa dikatakan turut terlibat dalam menjaga perdamaian di tengah-tengah masyarakat, misalnya adalah kegiatan muludan yang bisa merekatkan masyarakat karena dalam muludan ada kegiatan gotong royong, urunan dan silaturahmi antar masyarakat.
“Alhamdulillah dengan adanya kegiatan muludan ini kita bisa saling silaturahmi satu sama lain karena terkadang masalah itu muncul disebabkan oleh kurangnya silaturahmi kita dengan yang lain sehingga menimbulkan sikap saling curiga,”tandasnya
Kiai Jampang menambahkan, begitu pun dengan kegiatan tahlilan yang digelar sampai tujuh hari berturut tentu saja salah satu hikmahnya untuk orang hidup adalah silaturahmi antar masyarakat akan tetap terjaga, belum lagi kegiatan istighotsah, manakiban, rajaban dan kegiatan-kegiatan lainnya.
“Dengan adanya kegiatan-kegiatan itu masyarakat akan saling menyapa dan ngobrol tentu saja dengan obrolan yang positif karena tidak mungkin dalam kegiatan keagamaan semacam itu akan mengobrol yang tidak senonoh,”tambahnya
Oleh karena itu, lanjutnya, ia meyakini bahwa di tengah-tengah tidak menentunya perdamaian dan persaudaraan yang menimpa masyarakat muslim di beberapa negara, diyakini NU akan menjadi ikon perdamaian dunia, indikatornya adalah saat ini banyak masyarakat dunia yang berkunjung ke PBNU dan ingin meminta pandangan dan arahan sesuai dengan prinsip yang dipegang oleh NU.
“Kedua, saat ini sudah ada ratusan Pengurus Cabang Istimewa NU yang ada di belahan dunia, para pengurus ini tentu saja sedikit banyaknya akan menyampaikan pesan damai kepada masyarakat dunia”pungkasnya (Aiz Luthfi)