Oleh: Neng Sri Mulyani*)
Aku tumbuh di lingkungan pondok pesantren terkadang aku iri dengan teman sebayaku yang bisa bebas pergi ke mana saja mereka mau, lain halnya denganku yang harus hidup dengan ketatnya didikan pesantren namun itu semua tak membuatku mundur dari perjuangan ini. Bismillah dan keyakinan yang tinggi bahwa dengannya tidak ada jalan buntu.tetap berjuang dan bersabar walaupun ku harus menjalani keseharianku dengan sederetan kitab-kitab kuning.
~Siapa saja bisa menjadi apa saja
Pesantren impian…
Sebuah pondok pesantren impianku sejak kelas SD yaitu pondok pesantren Al-Istiqoma Tanjungsiang. Pondok pesantren Al-IstiqomaTanjungsiang Subang,didirikan pada tahun 1986.sejak didirikan sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa pesatnya yang mana pendiri yayasan pendidikan Al-Istiqoma yaitu Drs.moh.Udin(Alm).
beliau pernah menjabat sebagai pengawas dari Depag Jawa Barat, tokoh agama kab.Subang umumnya dan khususnya di kecamatan Tanjungsiang dan ketua PCNU kab.Subang Jawa Barat yang mana yayasan Al-Istiqoma membawahi pendidikan formal dan non formal dan sekarang pesantren Al-Istiqoma dipimpin oleh putra bungsu dari Drs.Moh.Udin dan Hj.NR.Sukarsih yaitu Ust.Ahmad Sobari Al-Fauzi,S.Pd.I.M.M.Pd. kiyai yang merupakan betul-betul lulusan dari pondok pesantren Bahrul Ulum Tambak beras Jombang.
Sanadnya yang jelas dan merupakan pondok pesantren yang sudah memenuhi undang-undang pesantren,sebenarnya adanya UU pesantren masih baru-baru ini dan ini merupakan kado istimewa dari pemerintah untuk santri berawal dari adanya hari santri nasional yang dimeriahkan pada tanggal 22 oktober ditambah dengan adanya UU Pesantren,menurutku ini adalah sebuah kado istimewa.karena dengan adanya hari santri berarti santri diakui oleh pemerintah dan dengan adanya UU Pesantren itu berarti tidak akan ada pondok pesantren yang ecek-ecek.
Dulu sebelum masuk pesantren sempat berfikir ngapain sih mesantren gak serru banget harus hidup dengan banyak peraturan dan orang-orang-nya pun pasti gak asyik semua.tapi itu dulu waktu masih gak tau gimana nikmat-nya menjadi santri.waktu awal masuk pesantren serasa bukan diri sendiri,gak tahu arah.aku yang dikenal orang yang berisik dengan tiba-tiba menjadi orang yang pendiam,namun hal seperti ini tidak bertahan lama setelah beberapa minggu pun sifat asli-nya aku mulai kelihatan awalnya mereka kaget,tapi kata mereka aku lumayan asyik orangnya.
Aku tumbuh di lingkungan pondok pesantren disini ku menemukan satu hal yang tidak pernah ku temukan sebelumnya, yaitu kebersamaan yang hakiki. paling serru kalo udah nimrung sama teman-teman dan orang-orang-nya pada asyik,satu hal yang gak pernah tertinggl kalo sesudah takror(belajar bersama) pasti ngemil kalo gak gitu makan mie di baskom rame-rame dan minumnya pasti air keran..;) serru banget deh pokoknya masa-masa yang menyenangkan waktu di pesantren yaitu KEBERSAMAAN.gak ada yang bisa gantiin. Sungguh nikmat mondok mana lagi yang akan kau dustakan.
**
Seseorang menarik selimut tipisku terasa dingin sekali,membuat aku semakin ingin menarik selimut itu kembali.berulangkali kutarik selimut itu tapi seseorang itu tetap saja menarik kembali selimut tersebut.seolah dia tidak mau kalah apalagi mengalah.”adiba ayo bangun,waktunya salat tahajud ayo cepat bangun diba!!”
Dia tetap pada usahanya untuk membangunkanku seolah tidak peduli aku akan marah atau kesal padanya dia akan tetap pada pendiriannya ditambah lagi dengan kata-kata tersebut yang entah berapa kali.hampir setengah jam dia bertahan dan tetap pada pendiriannya untuk membangunkanku,seorang itu belum mau berhenti dari aksinya.sampai akhirnya aku bangun karena tak tahan dengan omelannya yang menggema di telinga,siapa lagi yang berani mengganggu tidur-nya seorang santriwati dengan caranya yang pantang menyerah ketika menemukan santri yang susah bangun seperti aku ini..hehe.kalau bukan Rida umuttoyibah,wanita yang mempunyai gelar kepengurusan sebqagai keamanan di pesantren ini.aku duduk dan mengucek mata agar bisa tersadar dari tidurku.wanita itu masih berdiri tegak disamping tempat tidurku seb.”kenapa gak sekalian sebor aja pake air es sih!.”ucapku dalam hati,semua meluap wanita yang berdiri tegak dipinggirku hanya menunjukan jajaran gigi rapi dan tersenyum hangat menunjukkan rasa bangga dalam dirinya karena telah sukses membangunkan kebo kebluk sampai bangun.
Aku berdiri dan mengambil jilbab instan berwarna hijau toska senada dengan baju yang kukenakan.ini hanya suatu kebetulan saja aku adalah tipe orang yang tidak memperdulikan kecocokan warna baju yang kukenakan pula.
**
Pagi ini matahari tersenyum cerita membuat siapa saja bergairah dan bersemangat menjalani rutinitas,hari ini hari senin seperti biasanya hari senin selalu diadakan upacara bendera di sekolah mana saja yang ada di Indonesia sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan para santri yang sekolah harus sudah berangkat jam 7.
Adanya peraturan adalah untuk dilaksanakan bukan untuk dilanggar.peraturan ini dibuat agar santri lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam memenej waktu-nya.lain hal-nya dengan gadis mungil yang bernama Adiba syakilla atmarini,dia adalah seorang santri yang bisa dibilang sulit untuk dibangunkan.
Mungkin hanya kekuatan sang keamanan yang bisa membangunkannya pantaslah karena itu memang tanggung jawabnya sebagai keamanan dan dia harus menerima konsekuensi-nya,apapun itu termasuk membangunkan santri untuk melaksanakan salat qiamul lail.akibatnya adiba jadi telat untuk ngantri mandi sampai waktu subuh tiba dan seperti biasa setelah salat subuh selalu diadakan pengajian kitab kuning atau sorogan tahfizd sesuai jadwal yang ditentukan sampai pukul 06:00 setelah itu hafalan mufrodat sampai pukul 06:30 semua santri diwajibkan sudah mandi sebelum waktu salat subuh agar setelah mufrodat langsung siap-siap untuk berangkat sekolah,jam menunjukkan pukul 06:45 namun adiba masih belum mandi dan bersiap-siap,yang mana pada akhirnya adiba pun kesiangan ke sekolah.
Sesampainya di sekolah ternyata upacara sudah bubar dan selesai.para murid sudah memasuki kelas-nya masing-masing.Lalu adiba bergegas masuk kelas setibanya di kelas jam pelajaran pertama sudah dimulai,tak lama kemudian ibu guru memberi tugas yang mana tugas-nya membutuhkan alat canggih untuk membrosing sedangkan posisi adiba adlah seorang santri.
Jangankan hp canggih untuk membrosing hp jadulpun di pesantrennya tidak diperbolehkan,ini bermaksud agar semua santri fokus dalam belajar.terkadang hal ini menjadi masalah terbesar untuk diri adiba sendiri.terkadang pula ia merasa menyesal sebagai santri,dimana ia selalu dibuli,dipandang sebelah mata,dan dibilang anak yang ndeso dan kudet.tapi adiba yakin dibalik musibah itu,pasti ada hikmah yang membawa berkah.”sabar…sabar…dan sabar…yang harus aku tanamkan”ucapnya dalam hati.”adiba yakin dibalik perjuangan pasti ada hasil yang memuaskan.”
Jam pertama sudah berakhir,tugas itupun harus ia kumpulkan pada ibu guru.dengan bangga ia memberikannya pada ibu guru karena semua jawabannya bukan hasil dari internet.hari beranjak siang tiba saat-nya waktu pulang.
Takdir memang tidak bisa ditebak,seminggu kemudian adiba di panggil untuk ke kantor.siapa sangka ternyata tugas yang ia kerjakan yang hanya dengan modal keyakinan tampa alat bantuan apapun mampu mengalahkan semuanya adiba menghasilkan nilai tertinggi dan pihak sekolah memberikan hadiah dan penghargaan kepada adiba berupa beasiswa kuliyah di universitas yang ada di luar negeri.
*)Santri Pondok Pesantren Al-Istiqoma Tanjung Siang, Subang / Peserta Lomba menulis Hari Santri Nasional Tingkat Kabupaten Subang, tahun 2019.