Oleh : Ridha Haspian Indrawan*)
Setelah pendemi ini mewabah, semua lapisan kena imbasnya. Termasuk dengan Pondok Pesantren khususnya para kiyai dan santri yang awalnya hanya fokus menata masa depan dengan belajar, sekarang harus ikut andil dan menjadi bagian dari perjuangan melawan pendemi wabah.
Disituasi sekarang ini, santri terlalu naif untuk bersikap bodo amat dan biasa-biasa saja. para civitas pondok pesantrenpun harus bisa merseponnya dengan baik dan bijak, karena ini mempengaruhi roda kehidupan dilingkungan pesantren.
Walaupun ditengah pendemi ini aktifitas dilingkungan pesantren terus berjalan dengan semestinya, seperti shalat berjama’ah, kajian, Shorogan, hapalan dll. Tetapi peraturan di Pondok lebih diketatkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena kecerobohan dalam menghadapi pendemi wabah ini. Tetapi ada juga yang mengambil kebijakan dan jalan aman untuk memulangkan para santrinya kerumahnya masing-masing selama pendemi ini.
Tentunya banyak peratutan atau catatan bagi pesantren yang terus menjalankan aktivitas pseantren seperti biasanya. Seperti peraturan keluar masuk pesantren diperketat, hari jenguk dan tamu yang masuk dibatasi, menggalakan protokol kesehatan (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). Membiasakan berolahraga dipagi hari dll. Sebenarnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh santri kecuali yang memakai masker. Karena setiap keluar-masuk mesjid ataupun madrasah santri sudah biasa membersihkan dulu tangan beserta kakinya, menjaga kebersihan sudah menjadi mahfudzon dan panutan hidup umat muslim, lalu menjaga jarak sudah biasa karena santri ketika hapalan suka menjauh dari orang lain untuk memudahkan hapalannya. Sisanya, santri harus mengikuti kebiasaan yang berbeda dan akan menjadi kebiasaan baru dikehidupan sehari-harinya.
Banyak pembelajaran yang bisa diambil dari dampak adanya wabah ini. dampak negatifnya, seperti banyak orang yang menjadi lebih egois, pragmatis dan sensitif. Sedangkan dampak positifnya manusia dituntut untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif, termasuk dilingkungan pesantren, disamping para kiyai dan santri harus mengikuti aturan yang ada, disisi lain juga mereka harus melaksanakan pekerjaan yang seharusnya mereka kerjaakan seperti mengaji dll. Tentunya hal ini memicu ide kreatif dan inovatif lingkungan pondok dalam meresponya.
Kenapa lingkungan pesantren bisa aman dari wabah pendemi ini? Terlepas wabah menjadi qadarallah, secara tersirat berbarengan dengan turunnya wabah ini ada pesan Allah yang ingin Allah sampaikan kepada para hambanya, baik buruknya takdir tergantung bagaimana cara kita dalam merseponnya, kebanyakan manusia sangatlah liar dalam mengartikan wabah ini seperti menganggap wabah ini adalah teori konspirasi, menjadikan wabah ini sebagai wadah aji mumpung dalam meraup keuntungan, menjadi objek yang sering disalah gunakan dll.
Aktivitas dilingkungan pondok banyak yang mencerminkan kebaikan dan kemaslahatan maka dari itu kemungkinan besarnya tertular dari virus ini sagatlah kecil, melihat adanya peraturan-peraturan yang superketat, lalu kebiasaan dilingkungan santri yang bernuansa nyaman, tenang dan bahagia dan pondok bisa kita katakan merupaka tempat untuk memperbaiki hidup dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Wabah ini merupakan peringatan untuk umat muslim, agar terus berikhtiar dengan menjaga protokol kesehatan dan memperbaiki kebiasaan hidup menjadi lebih sehat (Hablum minannas) dan harus dibarengi dengan keyakinan yang kuat kepada Sang Khaliq dengan terus beibadah, berdoa dan menerapkan ajaran-ajaran Islam (Hablum minallah). Sejatinya, Virus ini adalah makhluk Allah, dia tidak akan mnyebar kecuali dengan izinnya.
*) Juara 1 Lomba menulis dalam Peringatan Hari Santri 2020 tingkat Kabupaten Subang