Jakarta – Ketum PBNU Said Aqil Siroj tidak mempermasalahkan salam semua agama seperti yang diimbau MUI Jawa Timur untuk tidak digunakan pejabat dalam sambutan resmi. Said mengatakan iman itu ada di hati.
Seperti dilansir detiknews.com, Kiai Said mengatakan, “Sah-sah saja. Tidak berpengaruh yang penting hati kan, iman di hati kan, bukan di mulut,” kata Said di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019).
Said menjelaskan soal kalimat salam dalam agama Islam. Said memaparkan beda makna salam antara selamat dan salah satu nama Allah atau Asmaul Husna.
“Gini, kalau As-Salamu itu kita niatkan salah satu nama Allah, kan As-Salam, itu nggak boleh. Tapi kalau assalamu bahasa Arab yang artinya selamat, boleh. Selamat pagi, bahasa Indonesia. Kalau bahasa Arab-nya salam, selamat. Itu kan bahasa Arab itu. Tapi kalau As-Salam itu salah satu nama Allah, Asmaul Husna, nggak boleh orang nonmuslim hanya orang Islam saja yang boleh, As-Salam itu nama Allah. Tapi kalau salam dalam arti ucapan selamat bahasa Arab selamat pagi boleh,” paparnya.
Karena itu, pengucapan ‘assalamualaikum’ kembali ke niat. “Iya itu tadi. Assalamualaikum, itu niatnya ya membahasaarabkan selamat pagi, selamat sejahtera, salam damai, dibahasaarabkan jadi ‘assalamualaikum’ bahasa Arab-nya,” tuturnya.