Mustasyar PBNU KH Husein Muhammad mengenang perjalanan hidupnya saat berangkat mondok ke Lirboyo, hal itu ia sampaikan dalam akun facebook-nya dengan tulisan berseri sebagaimana berikut:
BERANGKAT MONDOK (4)
Usai doa, para pengantar bergerak menuju mobil yang sudah menunggu di jalan. Mereka yang mengantar sampai di jalan dan tak ikut bersama rombongan menuju Cirebon, sekali lagi melambai-lambaikan tangannya. Ada menangis, ada yang mebgekspresikan duka, dan ada yang tersenyum dan tertawa. Aku membalas lambaian tangan mereka sambil berusaha tersenyummani. Da da .
Mobil satu persatu bergerak beriringan menyusuri jalan menuju stasiun Parujakan Cirebon. 45 menit kemudian kami sampai di stasiun. Di situ sudah menunggu beberapa orang seusiaku bersama keluarganya masing-masing. Aku mencoba-coba bertanya kepada salah seorang di antara mereka. Ia menjawab bahwa mereka juga akan berangkat ke tujuan yang sama. Ke pesantren Lirboyo. “Alhamdulillah, ada teman seperjalanan”, kataku dengan rasa senang.
Tetapi kami semua masih harus menunggu kedatangan kereta api “langsam” itu untuk beberapa saat. Suasana cukup ramai dan penuh tawa. Tak ada lagi sisa-sisa kepiluan.
“Minum dulu kang?”, suara teman duduk di kursi depan mengejutkanku dan menghentikan lamunanku. “Oh Ya, haus”, jawabku singkat, lalu aku mengambil dirigen palstik berisi air minum yang dibungkus plastic hitam, berikut gelas yang juga terbuat dari plastic dan minum. Kereta api terus melaju semakin kencang menuju ke arah timur. Kaki-kaki kereta itu menginjak rel-rel dengan suaranya yang membisingkan. Kereta ini diperkirakan akan sampai di tempat tujuan sekitar 12 jam kemudian, ketika fajar subuh tiba.
Baca juga: Kiai Husein Muhammad Kisahkan Pengalaman Berangkat Mondok ke Lirboyo (1)
Lalu aku tinggalkan lamunan itu dan mengambil kain sarung sebagai selimut untuk menutupi tubuh, dan mencoba tidur.
Tamat dulu. Nanti cerita lagi ya Guys?.