Subang, NU Subang.or.id
Pendakwah Buya Arrazy Hasyim pernah membenci KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dianggap kebablasan dalam bertoleransi terhadap ajaran agama lain. Namun Kebencian itu hilang ketika ia memahami ilmu yang diamalkan oleh Gus Dur.
“Dulu saya pembenci Gus Dur dan mengafirkan karena dulu didoktrin, Gus Dur kafir, musyrik, dulu begitu,” ungkapnya dalam tayangan video youtube cara menjadi wali Allah diakses pada Kamis (8/12/2022).
Seiring berjalannya waktu, Buya Arrazy mulai mendalami ilmu tasawuf hingga sampai pada bab ciri wali-wali Allah, di antaranya adalah dalam hati waliyullah (kekasih Allah) tertanam cahaya kasih sayang-Nya.
“Wali-wali Allah itu jadi wali karena dia menghayati nama-nama Allah dan nur nama Allah masuk ke dalam dirinya,” terang Pengasuh Ribath Nouraniyyah Hasyimiyyah Ciputat itu.
Dijelaskannya, ada dua nama Allah yang sering disebut dalam Al-Qur`an yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim sebagaimana tercantum dalam lafadz Bismillahirrahmanirrahim. Semua surat dalam Al-Qur`an diawali dengan basmallah, bahkan Surat At-Taubah yang tidak diawali dengan basmalah pun tetap diakhiri dengan kalimat ra’ufur-rahim.
“Maka ciri-ciri wali itu gampang, nama Allah, Rahman Rahim itu (tersimpan) di dadanya. Maka ada orang kaya Gus Dur,” ujar pria kelahiran tahun 1986 ini.
Semua ahli tafsir, kata dia, telah bersepakat bahwa Rahman berarti kasih sayang Allah kepada semua makhluk, mulai dari orang mu`min, kafir, binatang, tumbuhan, malaikat bahkan iblis sekalipun tetap mendapat kasih sayang Allah.
“Maka orang-orang yang dapat nur ini, itu mandang semua orang sayang, bukan berarti dia membenarkan semua agama. Walaupun dia (Gus Dur) dapat gelar Bapak Pluralisme, bukan itu sebenarnya tapi di qalbunya ada nur rahmaniyyah. Rahman artinya menyayangi semua makhluk tanpa terkecuali,” sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Buya Arrazy juga menceritakan sosok Syekh Said Ramadhan Al-Buthi yang disebutnya sebagai wali abdal dari Suriah dan wafat karena diserang oleh kelompok pemberontak.
“Syekh Al-Buthi lagi ngajar Al-Qur`an dibom. Beliau berceramah mempertahankan negerinya, gak disukai pemberontak,” ujarnya.
Hal ini, sambung dia, seperti di Indonesia yang katanya berjihad tapi ingin menghancurkan bumi pertiwi. Menurut Syekh Al-Buthi, kata Buya Arrazy, yang disebut jihad adalah orang yang mempertahankan negerinya sendiri, bukan kelompok pemberontak yang ingin menghancurkan negeri.