Purwakarta, NUSubang.or.id
Film The Santri yang sempat menuai kontroversi di jagat maya ditanggapi santai oleh Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Barat, Deni Haidar yang menurutnya tidak mungkin PBNU menggambarkan dirinya sendiri melalui film The Santri dengan hal yang negatif.
“Film The Santri kan diendorse PBNU, tidak mungkin PBNU akan menggambarkan santri dan NU dengan citra yang negatif”Ungkap Deni di sela-sela kegiatan Rapat Pleno PBNU yang digelar di Pesantren Al-Muhajirin, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Jum’at (20/9)
Sebaiknya, kata Deni, dalam menyikapi film The Santri tidak perlu terburu-buru menyimpulkan apalagi langsung mempermasalahkan konten yang ada dalam film tersebut karena filmnya saja belum resmi diluncurkan.
“Kalau sudah resmi diluncurkan baru kita komentari, jika ada adegan atau hal-hal yang tidak berkenan kita minta tolong film selanjutnya diperbaiki lagi”tandasnya
Menurut Deni, jika masalahnya adalah adegan pacaran, hal itu masih dalam konteks manusiawi karena semua manusia pasti mengalami yang namanya jatuh cinta, begitu pun dengan santri akan mengalami hal serupa namun tentu saja santri punya batasan-batasan tersendiri.
“Kalau sudah menjurus kepada zina atau adegan-adegan tidak senonoh itu wajib kita protes” Katanya
Selain itu, lanjutnya, sudah jadi rahasia umum bahwa dalam dunia film itu harus memuat kisah percintaan sebab film tanpa kisah cinta bisa diibaratkan seperti makanan tanpa bumbu, hambar.
“Ada juga yang menyoroti film The Santri disutradarai non muslim, ya namanya juga film, orang di film lain saja ada non muslim yang melakukan adegan sholat, biasa saja kok”bebernya
Deni menyadari bahwa film The Santri tidak mungkin menggambarkan seluruh kehidupan santri karena dibatasi oleh durasi dan lain sebagainya, namun hal itu tentu tidak akan membuat kehilangan nilai-nilai substansi yang ada dalam dunia pesantren dan santri.
Atas nama PW GP Ansor Jawa Barat, Deni pun menyambut baik film The Santri karena dakwah islam ahlussunah wal jamaah annahdliyah bisa mengikuti perkembangan zaman yang disalurkan melalui media audio visual. (Aiz Luthfi)